FRB (Forum Rogojampi Bersatu) Meminta Program “Sekardadu” Banyuwangi Dilaksanakan Dengan Serius

Berita469 Dilihat

Banyuwangi,- FRB (Forum Rogojampi Bersatu) mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam menjalankan program Sekardadu (Sekolah Rawat Daerah Aliran Sungai) di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini disebabkan oleh masih maraknya pembuangan sampah sembarangan yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab, terutama di lokasi stren sungai sepanjang jalan Dusun Trembelang dengan Dusun Krajan, Desa Bareng, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Selasa (3/10/2023).

Keberadaan tumpukan sampah yang terdiri dari sampah organik dan sampah rumah tangga sulit terurai telah mencemari air dan mengancam lingkungan sekitar.

Warga setempat, sebut saja Yanto mengeluhkan kurangnya tempat pembuangan sampah yang disediakan oleh pemerintah.

“Sampah yang terus berserakan di tepi sungai ini mayoritas berasal dari sampah sayuran dan rumah tangga. Bahkan, sampah plastik juga dibuang seenaknya karena tidak ada tempat pembuangan sampah yang disediakan,” ungkapnya.

FRB, melalui wakil ketua mereka, Agung Bramantyo, merasa kecewa dengan kondisi stren sungai yang penuh dengan sampah. Ia menilai program Sekardadu yang dijalankan oleh pemerintah Kabupaten Banyuwangi kurang dilaksanakan secara serius dan berkelanjutan.

“Pembuangan sampah sembarangan di tepi sungai tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga berpotensi menyebabkan penyakit. Terlebih lagi, lokasinya berada di pinggir jalan desa,” kata Agung.

Program Sekardadu, yang melibatkan sektor terkait seperti Dinas PU, Pengairan Dinas PU Cipta Karya, Dinas Pendidikan, BPBD, Dinas Lingkungan Hidup, dan dinas lainnya, sejauh ini dinilai FRB belum berhasil maksimal.

“Kami menginginkan agar program Sekardadu bukan hanya menjadi formalitas belaka. Tetapi harus ada tindak lanjut yang berkelanjutan dan memberikan hasil yang terlihat,” ujarnya.

FRB berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata guna mengatasi permasalahan ini. Selain itu, mereka juga mendorong pemerintah untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

“Keindahan suatu kota di  daerah tidak semata dinilai dari megahnya bangunan, tapi  dari kebersihannya,” tandas Agung.

Pewarta: Rcs/Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *