Banjarmasin, Metrozone.net –
Suara lantunan ayat suci Al-Qur’an menggema dari Masjid Baabud Taqwa Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Senin siang (30/06). Beberapa warga binaan tampak khusyuk membaca Al-Qur’an usai menunaikan salat Dzuhur berjamaah. Kegiatan ini menjadi rutinitas spiritual yang tak hanya membina iman, tetapi juga menumbuhkan ketenangan hati di tengah kehidupan lapas.
Menariknya, tidak hanya warga binaan yang mengikuti kegiatan ini. Sejumlah petugas juga turut melaksanakan salat berjamaah dan membaca Al-Qur’an bersama. Pemandangan ini menghadirkan nuansa kedekatan dan kebersamaan yang hangat antara petugas dan warga binaan, sejalan dengan semangat pembinaan yang humanis.
“Al-Qur’an adalah obat hati. Setiap kali membaca, hati terasa lebih damai. Saya merasa lebih tenang dan semakin dekat dengan Allah,”
ungkap Rizal (nama samaran), salah satu warga binaan yang aktif mengikuti program pembinaan keagamaan.
Pembinaan spiritual melalui pembacaan Al-Qur’an rutin ini merupakan bagian dari upaya Lapas Banjarmasin dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan yang kuat bagi warga binaan. Diharapkan, bekal rohani ini menjadi fondasi yang kokoh saat mereka kembali ke tengah masyarakat.
Kasubsi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan, M. Junaidi, menyampaikan bahwa kegiatan keagamaan seperti ini dijadwalkan rutin setiap hari dan mendapatkan bimbingan dari pembina rohani.
“Kami dorong warga binaan untuk terus mengisi waktu dengan hal-hal positif. Membaca Al-Qur’an bukan hanya ibadah, tapi juga proses introspeksi dan penyucian jiwa,” ujarnya.
Sementara itu, Kalapas Banjarmasin Akhmad Heriansyah menekankan pentingnya pembinaan spiritual sebagai bagian dari pemasyarakatan.
“Kami terus berupaya menghadirkan lingkungan yang mendukung proses perubahan. Ketenangan batin yang lahir dari kebiasaan baik seperti membaca Al-Qur’an akan membantu warga binaan menjadi pribadi yang lebih baik.”
Dengan suasana religius yang terus terbangun, Lapas Kelas IIA Banjarmasin berkomitmen untuk menjadikan setiap detik masa pidana sebagai waktu berharga dalam menata ulang hidup, dimulai dari hati yang tenang dan jiwa yang bersih. (Lapas Banjarmasin)