Banyuwangi, Metrozone.Net- Dari nol hingga menjadi pahlawan. Tidak ada kata lain yang mampu menggambarkan perjalanan kepemimpinan Ibu Ipuk Festiandani di Banyuwangi. Awalnya, keraguan menyelimuti banyak pihak. Bisakah beliau meneruskan tongkat estafet kepemimpinan Mas Anas yang luar biasa? Namun, selama 3,5 tahun terakhir, Ibu Ipuk menjawab semua keraguan itu dengan gemilang.
Kepemimpinan Ibu Ipuk, yang low profile namun high product, slow but sure, telah membawa Banyuwangi menuju kemajuan signifikan. Perubahan sistemik yang terstruktur, reformasi birokrasi yang berkelanjutan, peningkatan kualitas pelayanan publik, dan digitalisasi akuntabilitas, semuanya berjalan selaras. Banyuwangi tak hanya tertata rapi, tetapi juga semakin bersinar di kancah pariwisata. Pariwisata sejarah, budaya, dan sosial berkembang pesat, tanpa meninggalkan kearifan lokal.
Kini, Banyuwangi menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia, bahkan mancanegara. Keberhasilan ini, menurut pandangan obyektif dan proporsional dari Bapak Anda Wibisono, AP., SH., M.Hum., merupakan bukti nyata kepemimpinan Ibu Ipuk yang cerdas dan visioner.
Harapan akan terpilihnya kembali Ibu Ipuk untuk periode kedua diungkapkan Bapak Andah dengan penuh diplomasi. Beliau membandingkannya dengan cahaya redup yang kini telah bersinar terang. Kini, cahaya tersebut bukan hanya menerangi, tetapi juga mencerahkan dan menghangatkan hati rakyat Banyuwangi. Seperti pepatah Jawa, ” menehi pepadang marang wong sing kepetengan, menehi tongkat marang wong wuto, menehi ngiyup marang wong sing kudanan, lan menehi klambi marang wong kang wudo.” Memberi cahaya pada yang gelap, tongkat pada yang buta, minuman pada yang haus, dan pakaian pada yang telanjang.
Keyakinan Bapak Andah semakin kuat dengan hadirnya tim yang solid: Pak Muji, birokrat handal, dan Pak Guntur Priyambodo, Sekda yang kapabilitasnya tak perlu diragukan lagi. Sebuah dream team yang siap melanjutkan pembangunan Banyuwangi yang lebih gemilang. “Sepakat, Pak Mangku,” ujar beliau, mengiyakan harapan yang sama.
Narasi ini menekankan prestasi Ibu Ipuk dan harapan akan masa depan Banyuwangi yang lebih baik, sekaligus menyertakan filosofi Jawa yang mendalam dan pujian dari Bapak Andah Wibisono sebagai tokoh berpengaruh.
Sumber: Rahmat