Mendesak Perusahan Untuk Menghentikan Kegiatan Blasting, Komitmen PIJAR Menolak Gunung Salakan Untuk Di Tambang

Berita37 Dilihat

Banyuwangi, Metrozone.Net- Lembaga Diskusi Kajian Sosial (LDKS) Pilar Jaringan Aspirasi Rakyat (PIJAR) mengutuk keras atas terjadinya pencemaran lingkungan yang nantinya berdampak pada kerusakan alam akibat dari aktivitas pertambangan di Gunung Emas Tumpang Pitu Kecamatan Pesanggaran Desa Sumberagung yang dilakukan oleh PT. Bumi Suksesindo (BSI).

Pasalnya dalam beberapa hari terakhir, kegiatan blasting yang dilakukan oleh pihak perusahaan menyebabkan laut di sekitar area tambang menjadi kotor. Sedangkan blasting sendiri adalah teknik peledakan yang menggunakan bahan peledak untuk memecah batuan menjadi fragmen yang lebih kecil.

Ketua Umum LDKS PIJAR, Bondan Madani menuturkan, meskipun tambang emas gunung tumpang pitu sudah memiliki izin dari kementerian. Namun, menurutnya pihak perusahaan harus juga mementingkan imbas dari kegiatan blasting tersebut. Jangan sampai, peledakan tersebut dibiarkan begitu saja untuk jatuh ke laut dan mencemarinya.

“Di MEDSOS sudah tersebar sebuah vidio rekaman yang menunjukkan adanya kegiatan pengeboman yang dilakukan oleh PT BSI. Dan dalam vidio amatir tersebut, terlihat jika serpihan dari ledakan tersebut dibiarkan untuk mengalir ke laut,” Ucap Bondan Madani, Rabu 16 April 2025.

Lebih lanjut Bondan menjelaskan, ketika serpihan dari ledakan yang dilakukan oleh PT BSI dibiarkan saja jatuh ke laut pasti dampaknya akan mencemari lingkungan. Apalagi tak jauh dari lokasi tambang emas terdapat tempat wisata yang menjadi salah satu destinasi para wisatawan untuk berlibur dan berekreasi disana.

“Semua orang tau, jika lokasi gunung tumpang pitu tidak jauh dengan lokasi pulau merah. Dan jika laut sekitar pulau tercemar oleh partikel tanah imbas dari kegiatan blasting, tentu saja ini merugikan warga yang mengais rezeki di daerah tersebut. Apalagi sektor pariwisata mulai dahulu merupakan program unggulan dari pemerintah kabupaten Banyuwangi,” Urainya.

Alumni muda HMI ini berharap kepada Pemerintah Kabupaten (PEMKAB) Banyuwangi untuk berkirim surat kepada PT. Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) selaku induk dari PT. BSI agar menghentikan kegiatan blasting di gunung tumpang pitu. Selain itu, kami juga mendesak agar anggota DPRD selaku wakil rakyat mendorong eksekutif untuk segera mengambil tindakan melihat kejadian semacam ini. Jika aktivitas pengeboman tetap dilakukan oleh perusahaan, maka harus ada tanggul atau tangkis yang disiapkan oleh perusahaan agar serpihan dari ledakan tersebut tidak jatuh ke laut.

“Jika meminta agar aktivitas pertambangan di gunung tumpang pitu dihentikan itu tidak mungkin, karena pihak perusahaan sudah mengantongi perizinan dari pemerintah. Makanya, kami meminta kepada Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi yang baru untuk menengur dan memperingkatkan perusahaan agar tetap memperhatikan dampak yang terjadi lingkungan sekitar akibat blasting,” Tegasnya.

“Maka dari itu, jika berkaca dari gunung tumpang pitu. Komitmen dari LDKS PIJAR tetap untuk menolak rencana perluasan wilayah pertambangan di Gunung Salakan. Karena menurut hemat kami, keberadaan tambang emas tidak memberikan manfaat bagi masyarakat Banyuwangi khususnya masyarakat ring satu. Melainkan melahirkan berjuta permasalahan baru disana, salah satunya konflik horisontal di tengah masyarakat. Lebih dari itu, kerusakan alam yang terjadi akibat aktivitas pertambangan akan menjadi problematika jangka panjang”. Pungkas Aktivis yang dijuluki Si Raja Demo.

Sumber: LDKS PIJAR

Editor: 5093N9

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *