Warga Binaan Lapas Kelas IIA Banyuwangi Tulis Al-Quran Berukuran Hampir Satu Meter

Berita14 Dilihat

Banyuwangi, Metrozone.Net– Tiga orang warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi tengah disibukkan dengan aktivitas luar biasa, yakni menulis Al-Quran berukuran besar.

Tiap lembar Al-Quran memiliki panjang 96,5 sentimeter dan lebar 70,3 sentimeter, atau hampir mencapai satu meter. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan pelatihan kaligrafi yang digelar Lapas Banyuwangi sejak awal Ramadan lalu.

Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi menerangkan pelatihan kaligrafi ini diikuti oleh dua belas orang warga binaan. Namun, sejauh ini tiga diantaranya telah menunjukkan kemajuan signifikan dengan mampu menulis Al-Quran berukuran besar tersebut.

“Proses penulisan Al-Quran ini ditargetkan dapat selesai dalam waktu enam bulan ke depan,” ujar Mukaffi, Senin (17/3).

Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan upaya untuk memberikan pembinaan yang positif bagi warga binaan. Selain dapat mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat, pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan spiritualitas warga binaan.

“Bertahap akan kami jaring lebih banyak warga binaan untuk dapat terlibat dalam pembinaan pembuatan kaligrafi dan penulisan Al-Quran ini,” ungkapnya.

Mukaffi menambahkan, pelatihan tersebut terlaksana melalui kolaborasi dengan perajin kaligrafi di Banyuwangi. sebanyak tiga intruktur kaligrafi aktif memberikan pelatihan kepada warga binaan. Mereka tidak hanya mengajarkan teknik menulis kaligrafi, tetapi juga membimbing peserta dalam memahami makna dan keindahan seni Islami.

Diharapkan, Al-Quran berukuran besar ini tidak hanya menjadi bukti nyata dari hasil pembinaan di Lapas Banyuwangi, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.

“Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa Lapas tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembinaan, tetapi juga sebagai wadah untuk mengembangkan potensi dan kreativitas warga binaan,” imbuhnya.

Sementara itu, Mahmud seorang perajin kaligrafi yang terlibat dalam pelatihan tersebut mengatakan seni kaligrafi tidak hanya tentang keindahan tulisan, tetapi juga tentang kesabaran, ketekunan dan ketelitian.

“Semoga teman-teman warga binaan ini dapat mengambil nilai positif dari seni kaligrafi dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

Salah satu warga binaan mengaku senang dan bersyukur dapat diberikan wadah untuk belajar dan menyalurkan kreatifitasnya untuk kegiatan yang positif.

“Kami sangat bersyukur bisa belajar kaligrafi di sini. Ini adalah kesempatan yang sangat berharga bagi kami untuk berkarya dan mendekatkan diri kepada Allah,” pungkas MC yang merupakan warga binaan dengan perkara penyalahgunaan narkotika.

Editor: 5093N9

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *