MEULABOH, Metrozone.net I Wakil ketua MPU ( Majelis Permusyawaratan Ulama) Aceh Prof. Dr. Muhibbuththabary M.Ag menjadi pengisi tausiyah singkat pada momentum launching “Khanduri Blang Akbar” di gampong Rangkileh, Sabtu 27 April 2024 di hadapan para petani, geuchik, tokoh dan unsur Muspika se kecamatan Samatiga.
Khanduri Blang merupakan bagian penting tak terpisahkan bagi seluruh petani di kecamatan Samatiga untuk menjalin hubungan komunikasi dan memperkuat rencana serta mendorong seluruh stakeholder yang terlibat terkait penguatan pola serentak setahun dua kali musim tanam. Sesuai dengan tema yang di berlakukan. Pola Tanam Serentak Ala Indatu pertahun Dua Kali, Petani Makmu Samatiga Maju”
Kehadiran wakil ketua MPU Aceh tersebut secara filosofis menjadi nilai tambahan lain. Apalagi jika di tinjau secara sudut keagamaan dan kaitannya dengan adat-istiadat Aceh
Pada kesempatan tersebut mantan warek 1 UINAIR Banda Aceh menyampaikan secara gamblang tentang pentingnya Khanduri dalam bentuk apapun termasuk salah satu diantaranya Khanduri Blang.
Khanduri Blang secara sudut pandang syariah dan adat istiadat Aceh memiliki makna positif dan sangat terkorelasi langsung dengan adat-istiadat Aceh.
Menurut Abon Muhib secara syariah hakikat khanduri blang adalah menyampaikan doa dan munajat langsung kepada Allah agar diberikan kelancaran dalam upaya ikhtiar melakukan cocok-tanam padi di area persawahan.Doa ini dipahami amat penting dan ia menjadi bagian dari kehambaan seorang muslim terhadap Sang Penguasa Alam ini. Secara perspektif Agama tidak ada kekuatan seorang hamba setelah berikhtiar kecuali kekuatan sebuah doa karena doa pun bisa merubah takdir Allah sesuai dengan salah satu hadis diriwayatkan oleh At-Tirmidzi “tidak ada yg bisa menolak ketentuan Allah kecuali doa”
Permulaan turun kesawah bagian penting dalam hubungannya dengan adat Aceh yang telah lama dirumuskan oleh “Indatu”.
Dalam adat Aceh dijumpai struktur organisasi tertentu dalam pengelolaan berbagai hal seperti Kujrun. Blang. Indikasi ini menunjukkan bahwa segala sesuatu pekerjaan dalam kehidupan kemasyarakatan ditemukan seorang pimpinan yang ahli dan bertanggung jawab.
Sempat beberapa kali sambil mengulang-ulangi serta mengajarkan sebuah doa pendek kepada semua hadirin berkenaan dengan permasalahan awal musim turun kesawah ” dengan Namamu Ya Allah yang menumbuhkan dan memberikan rezeki, tidak ada kekuatan kecuali seizin Engkau yang Maha Tinggi dan Maha Agung”
Masih sangat relevan dengan kata-kata bijak orang Aceh tempo dulu. Menurut Abon panggilan akrab dalam keseharian tersebut perlu di lestarikan seperti Adat bak Po Teumerehom, Hukom Bak Syiah Kuala, Kanun Bak Putrau Orang Reusam Bak Bentara, Agama Ngon Adat Lagai Zat Ngon Sifeut”
Terakhir dia juga menambahkan dengan peutuah lain Tawiet Han Melipat Tatarek Han Meujeuet ”
Kesepakatan bersama berbagai macam perlu dipupuk dan dibina terus sehingga akan berdampak positif pada tatanan kehidupan kemasyarakatan imbuhnya.
Pewarta : Almanudar