Meulaboh, METROZONE.net – Masyarakat Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo meminta kepada Pemerintah Aceh Barat agar menon aktifkan Keuchik Azharuddin dari Jabatannya, karena diduga telah menyelewengkan dana desa sebesar Rp.723 juta yang telah ditarik sejak tahun 2022, 2023, 2024 tapi tidak direalisasikan dan diduga telah digunakan untuk kepentingan pribadinya
Abdul Hamid salah seorang warga Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo menyebutkan terjadinya penyegelan kantor Keuchik kemarin sebagai bentuk protes dan kekesalan warga karena Keuchik Azharuddin tidak menepati janjinya sesuai dengan surat pernyataan dan pengakuan dirinya akan diselesaikan dalam jangka waktu satu bulan tanggal 31 Desember 2024 sejak surat tersebut ditandatangani pada tanggal 4 November 2024
Lebih lanjut, Abdul Hamid menyebutkan terjadinya penyegelan kantor Keuchik kemarin tanggal 7 Januari 2024 sebagai bentuk kekesalan warga selain tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan persoalan dana desa yang telah dilakukan penarikan dalam kurun waktu tiga tahun dari tahun 2022 – 2024 yang jumlahnya mencapai Rp.723 juta, kata dia
Selain itu, kata Abdul Hamid, penyegelan kantor desa yang terjadi kemarin sebagai bentuk protes dan kekesalan warga karena tidak disalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sisa tahun 2024 untuk 30 KPM khususnya warga miskin dan kurang mampu di Gampong Rantau Panyang Barat. Ironisnya ketika hal ini ditanya kepada Keuchik tersebut kapan BLT tersebut, Keuchik selalu memberikan janji manis saja akan menyalurkan, ternyata sampai hari ini BLT tersebut yang merupakan hak masyarakat miskin tersebut, tidak kunjung disalurkan, makanya kami terpaksa melakukan penyegelan kantor Keuchik, Ucap Abdul Hamid selaku perwakilan Masyarakat setempat kepada media Metrozone.net pada Rabu (8/1-2025)
Menurut warga Rantau Panyang Barat ini bahwa terkait BLT ini, masyarakat sudah beberapa kali mengadukan kepada Camat, namun belum ada tanda-tanda hak masyarakat tersebut diberikan. Bukan itu, kata dia, namun dana pangan tahun 2022 setelah Keuchik Azharuddin dilantik, dana ketahanan pangan sejumlah Rp.138 juta lebih juga tidak tahu rimbanya, jangankan jatah untuk beli kerbau, kandangnya saja tidak tahu dimana wujudnya, Sambung Abdul Hamid
Dikatakan Abdul Hamid bahwa penyegelan kantor Keuchik kemarin ada sejumlah tuntutan emak-emak mendesak camat Meureubo untuk segera menonaktifkan Keuchik dan mengangkat penjabat sementara dari pegawai kantor Camat setempat demi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan didesa terjadi. Dan apabila hal ini tidak ditindaklanjuti maka masyarakat akan kembali melakukan aksi demo jika keinginan mereka tidak dipenuhi.
Disamping itu, kami juga meminta kepada Camat, Inspektorat dan pihak terkait lainnya jangan tutup mata dengan korupsi yang dilakukan oleh Keuchik serta Tuha Peut yang fungsinya tidak berjalan dan ikut terlibat dalam anggaran desa, ini dibuktikan dengan setiap kegiatan proyek di gampong bahwa aparatur serta anggota Tuha Peut yang dominan jadi pekerjaannya sehingga masyarakat desa Rantau Panyang Barat hanya jadi penonton dan untuk ini kami masyarakat agar berharap hal ini menjadi prioritas pemerintah untuk segera menyelesaikan dan menuntaskan persoalan yang terjadi di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo ini, Pungkas Abdul Hamid
Senada dengan itu, M. Yatim seorang tenaga linmas dan Imun Chik Teungku Sayuti Malik mengaku juga bahwa honor mereka belum dibayar padahal uang yang diplot dalam APBG sudah ditarik.
“Ironis memang ditengah cita-cita Presiden Prabowo Subianto yang berkeinginan untuk memberantas korupsi, masih ada juga oknum Keuchik yang menyunat uang yang menjadi hak masyarakat, tutup M. Yatim dalam keluhannya
Sementara itu, Keuchik Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Azharuddin yang dihubungi media ini via telepon seluler untuk konfirmasi atas laporan masyarakat desanya tidak mengangkat handphone miliknya dan bahkan melalui pesan WhatsApp juga tidak masuk karena centang satu sampai berita ditayangkan
Penulis: Almanudar