Bangka – Tambang ilegal di Bangka semakin tak terbendung. Puluhan ponton masih beroperasi leluasa di tengah razia aparat penegak hukum (APH) yang terkesan tak berdaya. Informasi terbaru mengungkap bahwa operasi tambang ilegal ini diduga dikendalikan oleh seorang koordinator berinisial “As,” yang disebut memiliki jaringan kuat hingga ke lingkaran elite pertambangan ilegal. Muncul dugaan bahwa bisnis gelap ini tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan skandal timah Rp271 triliun dan kasus penyelundupan timah yang baru-baru ini terbongkar di Tuing.
Razia Gagal, Siapa yang Melindungi?
Sejumlah razia telah digelar di berbagai titik strategis, termasuk di Jalan Laut, Sungailiat. Namun, tambang ilegal tetap beroperasi. Warga setempat sudah berulang kali mengeluhkan dampak lingkungan yang ditimbulkan, tetapi suara mereka seakan diabaikan.
“Kami sudah protes, tapi tambang tetap berjalan. Siapa yang sebenarnya melindungi mereka?” ujar seorang warga yang enggan disebut namanya.
Lebih mengkhawatirkan, operasi tambang ini bukan sekadar tambang rakyat. Investigasi di lapangan mengungkap penggunaan Ti Gerabox, yang menunjukkan adanya cukong besar di balik bisnis ini.
Siapa “Bos A”? Kenapa Tak Tersentuh?
Dari berbagai sumber yang dihimpun, tambang ilegal ini dikendalikan oleh sosok yang dikenal sebagai “Bos A”, yang diyakini memiliki pengaruh kuat hingga mampu memastikan tambang tetap berjalan tanpa gangguan.
“Di sini aman, penambang merasa dilindungi. Semua sudah diatur oleh Bos A,” kata seorang penambang yang meminta anonimitas.
Namun, siapa sebenarnya Bos A? Bagaimana ia bisa mengendalikan tambang ilegal di tengah operasi aparat? Apakah ada tangan-tangan kuat yang sengaja membiarkan pertambangan ini terus berjalan?
Jejak ke Skandal Rp271 Triliun dan Penyelundupan di Tuing?
Kecurigaan semakin tajam setelah terbongkarnya jaringan penyelundupan timah ilegal di Tuing. Ada dugaan bahwa hasil tambang ilegal dari Jalan Laut dan sekitarnya menjadi bagian dari rantai pasokan timah gelap yang keluar dari Bangka menuju pasar internasional.
Jika benar tambang ilegal ini memiliki keterkaitan dengan skandal timah nasional, maka ini bukan sekadar pelanggaran hukum biasa. Ini adalah kejahatan ekonomi besar yang bisa merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah.
Publik kini menunggu langkah nyata dari APH. Apakah mereka akan menelusuri aliran dana dan mengungkap siapa dalang sebenarnya? Ataukah kasus ini akan kembali menguap tanpa kejelasan seperti skandal tambang ilegal sebelumnya?