Stanting Masih Menjadi Pekerjaan Rumah (PR) Besar Bagi Pemkab Ogan Ilir.

Blog69 Dilihat

Ogan Ilir,Metrozone.net  — Masalah stanting di Ogan Ilir tampaknya masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi pemerintah Kabupaten Ogan Ilir.

Terlebih saat ini penyebaran angka stantinng di Ogan Ilir masih berada di angka 22 persen. Sebelumnya di tahun 2023 angka penyebaran stanting berada di 24 persen.

Wakil Bupati Ogan Ilir H Ardani mengatakan pihaknya optimis dapat menurunkan angka stanting di Ogan Ilir di bawah 20 persen. Sebagaimana diketahui berdasarkan standar WHO prevalensi stanting harus dibawah 20 Persen.

“Untuk sebaranya di tahun 2022 sebesar 24 persen. Kemudian di tahun 2023 menurun jadi 22 persen. 2024 ini target kita di bawah 20 persen,” katanya seraya mengatakan bahwa sebaran tersebut selalu menurun di 4 tahun terakhir.

Hal itu di katakan Ardani usai menghadiri acara Peningkatan Kapasitas Lini Lapangan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Gedung Serbaguna KPT Tanjung Senai Indralaya. Selasa, 11 Juni 2024.

Ogan Ilir ungkap Ardani sempat mendapat rapor merah terkait angka stanting pada tahun 2022 silam. Saat itu Kabupaten Ogan Ilir menempati peringkat ke 16 dari kabupaten kota di Sumsel. Kemudian di tahun 2023 naik menjadi peringkat 7.

“Insha allah di 2024 optimis masuk di 3 besar. Kita akan kejar dana Insentif,” kata Ardani Optimis.

Masifnya penurunan kasus stanting 4 tahun terakhir itu kata Ardani tidak terlepas dari upaya Bupati dan OPD terkait, serta pihak laianya melalui berbagai program seperti halnya bedah rumah. Juga intervensi yang dilakukan terhadap mereka, penderita stanting.

“Untuk di bulan Juni ini kita akan melakukan upaya interpensi serentak kepada puskesmas dan posyandu, dalam hal menekan angka stanting,” ungkap dia.

Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Ogan Ilir, Husnidayati mengatakan penyebab tingginya kasus stanting di Ogan Ilir karena banyaknya masyarakat yang masih menggunakan air sungai untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

“Banyak disebabkan kategori penggunaaan air bersih. Masih banyak masyarakat yang menggunakan air sungai. Dinas PUPR Ogan Ilir sudah mengalokasikan anggaran yang menjadi catatan penyebab stanting di Ogan Ilir,” katanya.

Selian itu, persoalan laporan pendampingan keluarga sejauh ini baru sekitar 80 persen. Harapanya setelah dilakukan Pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) tersebut dapat meningkat hingga 90 persen ke atas.

“Maka dari itu, harapan kita pemerintah daerah dapat membantu untuk setiap tim di pasilitasi 1 leptop dan satu printer supaya data dan laporan dapat maksimal termasuk operasional yang lainya,” kata dia.

Jurnalis :

(Endang Rajo Alam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *