Selain Agamis, Ipuk juga Seorang Tokoh yang Nasionalis

Opini40 Dilihat

Banyuwangi,- Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang beraneka ragam suku, agama dan golongan. Maka, dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu merangkul dan diterima oleh semua pihak.

Bukan hanya agamis, tapi juga dibutuhkan sosok pemimpin yang nasionalis. Banyuwangi dengan masyarakatnya yang heterogen ini membutuhkan pemimpin yang menjunjung tinggi kesetaraan dan bisa hadir disemua lapisan masyarakat tanpa membedakan agama, suku, budaya.

Nasionalisme Ipuk diperkuat dengan beliau sebagai salah satu kader terbaik yang dimiliki oleh partai yang memang memiliki ideologi pancasila yang kuat yakni PDI Perjuangan.

Bagaimana era kepemimpinan Bupati Ipuk?

Bupati Ipuk merupakan simbol kekuatan dan perlawanan terhadap pemikiran bahwa pemimpin itu harus laki-laki. Tak ayal banyak yang meng underestimate sosok wanita karena dianggap lemah dan tidak mampu menyatukan semua kalangan. Bupati Ipuk menepis semua opini yang terlanjur diyakini masyarakat. Suka atau tidak, faktanya Bupati Ipuk telah menjadi pemimpin Banyuwangi, Bu Ipuk salah satu dari sekian banyak perempuan yang mengangkat derajat kaum perempuan. Pada lingkup nasional ada presiden Megawati, di daerah ada Ipuk Fiestiandani.

Bupati Ipuk mampu menciptakan kondisi yang kondusif dan responsif terhadap isu liar yang berkembang di tengah masyarakat. Sosok pemimpin dalam istilah jawanya “Toto Tentrem Kerto Raharjo” yang menggambarkan keadaan suatu wilayah yang tertib, tentram, dan sejahtera.

Di era kepemimpinannya, Bupati Ipuk telah memperkuat “Kampung Pancasila” yang dilahirkan saat Bupati Anas menjabat. Hal itu, dijadikan wadah untuk merangkul seluruh lapisan masyarakat supaya bisa hidup berdampingan ditengah perbedaan.

Terbaru, sebagai bentuk keseriusannya membumikan Pancasila di kota seribu Gandrung ini, Pemkab bersama DPRD kabupaten Banyuwangi telah merumuskan Raperda tentang pembinaan ideologi Pancasila.

Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara mendapatkan kedudukan yang tinggi di negara kita. Maka, sudah sepantasnya sebagai warga negara yang baik menjelang momen Pilkada tahun ini dapat mengamalkan setiap butir-butir Pancasila utamanya sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia.

Mental politik Ipuk tidak mengedepankan saling cibir, saling hina dan saling menjatuhkan. Ipuk terus bekerja melayani masyarakat layaknya Bupati melayani masyarakatnya. Pemerintah kabupaten Banyuwangi di era kepemimpinan Ipuk secara aktual telah membawa kabupaten yang tersohor dengan wisatanya ini ke mancanegara serta prestasi yang bergengsi level nasional dan internasional pun ia sabet. Terkait kekurangan dari sudut kepemimpinan tentu ada, namanya saja manusia.

Ipuk Fiestiandani ini meberikan wajah baru dan memberikan edukasi politik yang baik utamanya bagi kalangan milenial dan gen Z. Tidak anti kritik, tidak membalas menghujat, tetap menerima kritikan. Ada istilah difitnah, dihina, namun tetap fokus bekerja.

Veri Kurniawan S.ST.,S.H ( Komunitas Pendukung Ipuk / KPI ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *