Banyuwangi, Metrozone.Net- Dua pekan lebih sudah berlalu sejak insiden runtuhnya ruang guru di SDN 1 Kampunganyar, namun hingga hari ini, tidak ada tanda-tanda dimulainya proses perbaikan. Fakta ini menampar logika publik di tengah banyaknya jargon “prioritas pendidikan” yang selama ini digaungkan pemerintah.(29/05/2025)
Runtuhnya bangunan ruang guru yang berada dalam kompleks Masjid Al Hikmah, Jl. Raya Kalibendo, Kampunganyar, Glagah, Banyuwangi ini terjadi pada 15 Mei 2025. Berdasarkan pantauan langsung tim awak media pada Kamis, 29 Mei 2025 pukul 08.40 WIB, kondisi reruntuhan masih dibiarkan berserakan, menyisakan kerangka kayu lapuk dan puing-puing genteng berserakan yang membahayakan keselamatan.
Yang lebih mengkhawatirkan, hingga hari ini , tidak ada papan informasi, apalagi kegiatan rehabilitasi. Ini menjadi bukti nyata akan kelalaian dan kurangnya tanggung jawab dari pihak terkait, mulai dari Dinas Pendidikan hingga pemerintah daerah.
Padahal, ruang guru adalah bagian penting dalam proses pendidikan. Di sanalah koordinasi, administrasi, hingga evaluasi pembelajaran dilakukan. Tanpa ruang yang layak, bagaimana mungkin para pendidik bisa bekerja maksimal?
Masyarakat mulai bertanya-tanya, apakah harus menunggu korban jiwa dulu baru pemerintah bergerak?
Tidak sedikit warga yang menyayangkan lemahnya respon dari instansi terkait. “Ini bukan soal atap bocor atau dinding retak. Ini bangunan runtuh total. Kalau ini bukan darurat, lalu apa?” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.
Runtuhnya bangunan ini juga menjadi alarm keras akan kualitas konstruksi proyek-proyek pendidikan yang selama ini dikerjakan. Dugaan tentang spek material yang buruk dan pengawasan minim perlu diusut tuntas.
1. Pemkab Banyuwangi dan Dinas Pendidikan segera turun tangan memperbaiki bangunan.
2. Audit total proyek pembangunan dan renovasi sekolah yang ada di wilayah Glagah.
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, tapi tanggung jawab pertama ada di pundak pemerintah. Membiarkan kondisi ini berlarut-larut adalah bentuk pengabaian yang tidak bisa ditoleransi.
Pewarta: Abah
Editor: 5093N9






