Peluang Kemajuan atau Ajang Kepentingan Elit Desa? Koprasi Merah Putih Nagori Manik Hataran di Pertanyakan

Nasional188 Dilihat

Simalungun | Metrozone – Nagori Manik Hataran, Kecamatan Sidamanik, tengah menggulirkan program pembentukan Koperasi Merah Putih yang digadang-gadang sebagai motor penggerak perekonomian desa. Namun, di balik antusiasme sejumlah pejabat dan pengurus, muncul tanda tanya besar dari warga, tujuan sebenarnya dari koperasi ini.

 

Apakah koperasi ini benar-benar akan menjadi peluang kemajuan bagi masyarakat, atau justru dimanfaatkan sebagai alat kepentingan elit lokal yang mencari pundi-pundi untuk memperkaya diri. hal ini menjadi sorotan tajam

 

Pembentukan koperasi yang dilakukan di kantor desa ini, dihadiri oleh Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Simalungun Marulitua Tambunan, Camat Sidamanik Juliana Simarmata, Babinsa, serta pendamping desa. Acara di gelar pada Selasa 20/05/2025 pukul 09.00 wib hingga selesai

 

Pangulu Nagori Manik Hataran menyatakan harapannya, agar koperasi dapat mengangkat perekonomian masyarakat dan mengurangi kesenjangan antar dusun. Namun, harapan ini berbenturan dengan pendapat pendamping desa Manalu, ia menilai pembentukan koperasi tidak bisa di ambil perdusun sebagai pengurus koperasi karena bertentangan dengan prinsip dan regulasi

 

 

 

” Untuk menghindari kesenjangan sosial alangkah baiknya pengurus koperasi di ambil di setiap dusun” ujarnya Pangulu

 

Usulan pangulu ini tidak sejalan dengan pendapat pendamping Desa Manalu, usulan pangulu Sudirman Sinaga di anggap melanggar prinsip dan tidak sesuai regulasi pembentukan Koperasi Merah Putih. Hingga acara di buka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya

 

Camat Sidamanik menambahkan, pembentukan koperasi merupakan bagian dari strategi pemerintah pusat untuk meningkatkan kemandirian ekonomi desa melalui semangat gotong royong. Kepala Dinas Koperasi juga mengingatkan pentingnya niat baik dan integritas dalam mengelola koperasi sebagai implementasi program nasional.

 

Namun, sejumlah warga yang enggan disebutkan namanya mengaku pesimis koperasi ini tidak akan berjalan efektif. mengingat tingginya kesenjangan sosial ditengah-tengah masyarakat yang sampai hari ini belum terselesaikan. Mereka mencemaskan koperasi ini hanya akan menjadi alat penguasa lokal untuk mengamankan kepentingan mereka, bukan untuk kesejahteraan warga umum.

 

Isu kesenjangan dalam proses pembentukan koperasi di tambah sumberdaya manusia yang kurang berdaya saing menjadi sorotan utama yang harus ditangani, agar koperasi Merah Putih bisa benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat Nagori Manik Hataran.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *