Mantan Plt Direktur RSUD Simeulue Andrianto Klarifikasi Krisis Obat RSUD Simeulue : Jangan Kambing Hitamkan Orang Lain

Daerah67 Dilihat

Simeulue (METROZONE.net) – Terkait pemberitaan dimedia sosial mengaitkannya dirinya bahwa ia tidak melakukan pembayaran sebelumnya, tuduhan itu tidak benar, mengenai kelangkaan obat di RSUD Simeulue sejak bulan November 2024.

Mantan Plt Direktur RSUD Simeulue Andrianto Menyampaikan,
bahwa memang terjadi kelangkaan obat pada di bulan-bulan tersebut. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya pasokan obat sejak beberapa bulan sebelumnya, yang disebabkan oleh masalah pembayaran hutang terhadap rekanan penyedia obat dan bahan medis yang terjadi sebelum saya menjabat.

Lanjutnya,untuk mengatasi masalah tersebut atas permintaan Instalasi Farmasi, saya mengambil langkah untuk melakukan pengadaan obat melalui e-catalogue. Pada pertengahan November dan Desember, semua kebutuhan obat di RSUD Simeulue sudah dapat dipenuhi dan kelangkaan obat tidak terjadi lagi pada bulan-bulan tersebut, Hal ini bisa dikonfirmasi langsung ke gudang farmasi RSUD Simeulue ujarnya.

Terkait pengadaan kulkas mayat (mortuary refrigerator), pengadaan ini dilakukan berdasarkan permintaan dokter spesialis forensik di RSUD Simeulue. Mengingat kondisi geografis Simeulue yang terletak di pulau dengan akses transportasi yang terbatas, kulkas mayat diperlukan untuk menyimpan jenazah yang harus dibawa ke luar daerah tuturnya.

Hal ini bertujuan untuk menjaga jenazah tetap dalam kondisi baik saat menunggu transportasi baik dari laut maupun udara, jangan lah kambing hitamkan orang lain dengan muka lesuh.

Tambahnya, Mengenai pernyataan Direktur RSUD yang menyebutkan bahwa selama saya menjabat sebagai Plt. Direktur rumah sakit Simeulue, hutang obat yang ada sebelumnya tidak dilunasi dan hanya membayar harga obat selama masa jabatan saya, saya ingin mengklarifikasi bahwa selama saya menjabat, saya telah melakukan pembayaran hutang obat dan kebutuhan operasional lainnya, termasuk pembayaran klaim yang tertunda dari bulan Januari hingga Juni 2024 sudah masuk di kas BLUD tetapi tidak direalisasikan atau dibayarkan kepada dokter perawat dan penunjang medis lainnya.

Meskipun pembayaran hutang tidak bisa sepenuhnya diselesaikan karena adanya kebutuhan mendesak untuk obat dan operasional lainnya, serta pencairan anggaran klaim BPJS yang tidak mencukupi setiap bulannya, saya berusaha untuk menyelesaikan kewajiban tersebut dengan sebaik-baiknya tutupnya.

(Almanudar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *