MEULABOH, Metrozone.net I Politik sesuatu upaya negosiasi, kampanye dan mempengaruhi orang agar bersama sama mewujudkan visi dan misi dengan tujuan yg sama
Politik bukanlah sesuatu yg kotor, bahkan bila di praktekkan dengan cara cara baik, jauh dari kampanye hitam, fitnah, adu domba maka tentu akan menghasilkan pemimpin yg sehat dan berwibawa
Demikian pendapat yg disampaikan Tgk H Khairul Azhar Ketua PCNU Aceh Barat di ruang kerjanya Dayah Zudi, Sabtu, (14 September 2024)
Tgk Khairul mengatakan bahwa dalam prosesnya sering kali terjadi gesekan bahkan sudah menampakan adu adu konten dalam medsos, dalam kajian fikih ini bisa saja disebut fitnah atau adu domba, dan tentunya ini tidak baik untuk konteks Aceh sebagai Nanggroe Islam, jelasnya
Ia menekankan bahwa politik seharusnya menerapkan pola pola santun, berakhlak, dan lebih mengedepankan penyampaian visi misi dan program yg logis dan tidak menyampaikan program yg tidak mungkin terwujud
“Politik santun tentunya saling menghargai dan saling bertabayyun, berbeda pilihan tapi ukhwah tetap terjaga, ucap Tgk Waled Khairul Azhar
Lebih lanjut, Pimpinan Dayah Zudi Aceh Barat ini mengungkapkan bahwa budaya politik dapat membentuk aspirasi, harapan, preferensi, dan prioritas tertentu dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh Perubahan sosial politik.
Pada gilirannya, kata Tgk Khairul Azhar, dapat disimpulkan bahwa peran budaya politik santun, bersih dan beretika dalam rangka memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara menuju Indonesia baru yakni :
pertama, etika politik dan pemerintahan mengandung misi kepada setiap pejabat dan elite politik untuk bersikap jujur, amanah, sportif, siap melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati, dan siap untuk mundur dari jabatan publik apabila terbukti melakukan kesalahan dan secara moral kebijakannya bertentangan dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat.
Kedua, perlu dilakukan upaya penanaman suatu kesadaran bahwa politik yang hendak kita perjuangkan bukan semata politik kekuasaan, melainkan suatu politik yang mengedepankan panggilan pengabdian demi kesejahteraan masyarakat luas, dialektika antara partai dan politikus serta masyarakat yang kritis.
Ketiga, budaya politik santun, bersih dan beretika ini diperlukan karena dapat membuat para elite politik menjauhi sikap dan perbuatan yang dapat merugikan bangsa Indonesia.
Akhirnya, disarankan agar dilaksanakan kembali pendidikan budi pekerti yang merupakan pondasi bagi pelaksanaan Civic Education agar tercipta generasi yang tidak hanya mau menjadi politisi, namun paham budaya dan etika politik, demikian Khairul Azhar yang juga Ka.Sub. Bag.TU Kemenag Aceh Barat
Pewarta : Almanudar