Meulaboh (METROZONE.net) – Rencana pemerintah kabupaten Aceh Barat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat yang akan menutup tujuh sekolah di kabupaten tersebut mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak baik lembaga DPRK maupun organisasi masyarakat peduli pendidikan.
Ketua LSM Triga Nusantara Indonesia (Trinusa) DPW Aceh, Yusri Mahendra, ikut angkat bicara terkait rencana penutupan sekolah tersebut karena akan berdampak pada akses pendidikan di daerah pedalaman kabupaten Aceh Barat
Abu Laot panggilan akrab Yusri Mahendra menyebutkan bahwa alasan Kepala Dinas Pendidikan, Husensah , bahwa rencana penutupan tujuh sekolah di wilayah terpencil tersebut karena kurangnya siswa dan tidak memenuhi standar nasional, tidak bisa dijadikan sebuah alasan yang kuat.
“Saya pikir bahwa minimnya siswa yang menjadi dasar penutupan sekolah harus dikaji kembali secara mendalam, karena kebijakan tersebut dapat menciderai amanat konstitusi pendidikan wajib belajar 12 tahun yang merupakan program pemerintah pusat,” ujar Abu Laot, Kamis (25/9-2025)
Ia menegaskan agar rencana penutupan tujuh sekolah di kabupaten Aceh Barat tersebut perlu mempertimbangkan berbagai aspek studi kelayakan melalui kajian mendalam yang melibatkan pemerintah pusat dan daerah serta harus melalui kajian akademis.” Sekolah itu sifatnya jangka panjang, bukan untuk kepentingan sesaat,” tambahnya
Abu Laot menyoroti imbas dari penutupan tujuh sekolah tersebut akan berdampak terhadap nasip kepala sekolah yang harus kehilangan jabatan, belum nasip guru yang harus pindah mengajar yang jauh dari daerah domisili,” katanya
“Pihak DPRK Aceh Barat selaku pengawas pemerintah perlu membuka ruang diskusi melalui RDP dengan dinas pendidikan dengan melibatkan semua pihak terkait untuk mencari solusi sebelum dilakukan penutupan agar tidak menimbulkan asumsi macam-macam dari publik imbas dari penutupan sekolah tersebut,” pungkas Abu Laot
Penulis: Almanudar