Lumajang,– Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Lumajang KAnwil Kemenkumhan Jatim menghadiri upacara Karya Tawur Agung Labuh Gentuh, Panca Wali Krama Lan Pangusaban yang diselenggarakan di Pura Mandara Giri Semeru Agung. Acara ini bukan hanya sekedar tradisi untuk melestarikan warisan leluhur, tetapi juga sebagai upaya untuk menjaga kerukunan antar umat beragama di daerah tersebut. (18/7/2024)
Ritual Tawur Lebuh di Kabupaten Lumajang telah menjadi simbol kehidupan harmonis umat Hindu dengan umat beragama lainnya yang tinggal di sekitar wilayah ini. Upacara Karya Tawur Agung Labuh Gentuh merupakan bagian dari rangkaian upacara besar, Ida Bhatara Turun Kabeh. Dalam upacara ini, umat Hindu melaksanakan ritual untuk mensucikan diri dan lingkungan sekitar sebagai bentuk harmonisasi spiritual antara manusia dengan Tuhan dan alam semesta.
Upacara Tawur Labuh Gentuh, Panca Wali Krama, dan Pangusaban memiliki makna mendalam bagi umat Hindu. Upacara ini bertujuan untuk mencapai keseimbangan dan kebahagiaan melalui penyucian diri serta lingkungan sekitar. Kehadiran Kalapas Lumajang dalam acara ini menunjukkan dukungan terhadap pelestarian budaya dan keharmonisan antar umat beragama.
Kalapas Lumajang menyampaikan apresiasinya terhadap upacara ini. “Ritual Tawur Labuh Gentuh ini tidak hanya penting bagi umat Hindu, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Lumajang. Ini adalah bentuk nyata dari kerukunan dan toleransi yang kita bangun bersama,” ujarnya.
Partisipasi Kalapas Lumajang dalam upacara ini memperkuat pesan bahwa pelestarian tradisi dan budaya lokal merupakan tanggung jawab bersama. Dengan semangat kebersamaan dan toleransi, Kabupaten Lumajang dapat terus menjadi contoh dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Editor; 5093N9