MEULABOH I METROZONE.net – Organisasi Jaringan Gajah Nusantara (JGN) Aceh menggelar pelatihan mitigasi dan penanganan konflik gajah–manusia, Senin (29/12/2025). Kegiatan yang disponsori PT Mifa Bersaudara ini diikuti oleh 25 peserta dari 11 gampong di Kecamatan Woyla Timur, Pante Ceureumen, dan Sungai Mas. Pelatihan berlangsung di Aula Parkside Meuligo Hotel, Meulaboh.
Ketua JGN Aceh, Fauzul Munandar menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya mitigasi konflik gajah–manusia melalui edukasi formal yang melibatkan pihak-pihak berkompeten. Sasaran utama kegiatan ini adalah aparatur pemerintah gampong agar pengetahuan yang diperoleh dapat diteruskan dan diterapkan di tengah masyarakat.
“Mitigasi bukan hanya soal menghalau gajah, tetapi juga membangun sistem peringatan dini, memperkuat peran masyarakat, menjaga koridor gajah, serta memastikan keterlibatan semua pihak,” ujar Fauzul.

Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Direktur Utama PT Mifa Bersaudara yang diwakili Division Head CSR PT Mifa Bersaudara, Tengku Kaddhafi Al Munir. Dalam sambutannya, ia berharap kegiatan tersebut dapat memperkuat ketangguhan masyarakat dalam menghadapi konflik, sekaligus menjaga keberlangsungan hidup gajah agar tetap dapat berdampingan dengan manusia.
“Kami mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya pelatihan ini. PT Mifa Bersaudara berkomitmen menjaga lingkungan. Meskipun wilayah operasional kami bukan kawasan hutan, namun reklamasi terus dilakukan hingga kembali menjadi kawasan hijau,” katanya.
Ia menegaskan, penyelesaian konflik gajah–manusia tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, aparat penegak hukum, akademisi, sektor swasta, serta organisasi konservasi.
Tengku Kaddhafi juga menekankan pentingnya penguatan sumber daya manusia di tingkat gampong dalam upaya mitigasi. Menurutnya, penanganan konflik tidak boleh hanya bermodalkan keberanian, karena berpotensi menimbulkan kerugian harta benda hingga mengancam keselamatan jiwa.
“Gajah bukanlah musuh manusia. Dengan niat baik dan pendekatan yang tepat, konflik dapat diselesaikan,” ujarnya.
Pelatihan ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Communication Staff WWF Indonesia Chik Rini, Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Tgk H. Mawardi Nyak Man, Kepala KSDA Resor Meulaboh Dessi Novita Sari yang mewakili BKSDA Aceh, serta ketua Wildlife Response Unit (WRU) Aceh Barat, T. Ronald Nehdiansyah.
(Almanudar)






