MEULABOH (Metrozone.net) – Pasca Meugang di Aceh hampir seluruh pantai dan tempat keramaian dipadati oleh masyarakat, mereka berbaur bersama sanak keluarga , duduk santai dengan di iringi gelak tawa hingga sore bahkan ada sebagian melakukannya sampai larut malam
Pimpinan Dayah Zainatul Ulum Diniyah Islamiyah (ZUDI) Gampong Ujong Tanjong Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tgk.H. Khairul Azhar, S.Ag, MA menyebutkan bahwa asal muasal kebiasaan datang ke pantai, berdasarkan catatan sejarah, bahwa ulama di Aceh sebelum berpuasa datang ke pantai melakukan rukyatul hilal atau melihat anak Bulan. Tradisi ini sampai sekarang masih dilaksanakan bersama Pemerintah Daerah.
Menurutnya, kini masyarakat rela beramai ramai datang ke pantai bersama keluarga. Mereka yang datang ke pantai itu dari berbagai kalangan, baik tua, muda hingga anak-anak.
Masyarakat membawa kuliner khas meugang seperti daging kerbau/sapi, yang memang sengaja dimasak untuk disantap bersama pada hari libur bersama, akhir Bulan Sya’ban sebelum masuk Ramadhan.
“Kita sangat mendukung kegiatan masyarakat seperti ini, mereka berkumpul bersama keluarga, berbahagia dan saling komunikasi tentu sesuatu yg sangat di hargai oleh Islam, tutur Tgk Khairul Azhar
Namun di sisi lain kata Ustadz Khairul sebagian warga terlihat di pantai, mereka kadang lupa bahwa mereka telah melakukan pelanggaran syariat, ini yg membuat kita terus mendakwahkan bahwa bentuk bersenang senang menyambut datangnya ramadhan dengan cara berduaan dan berpasangan yg belum terikat nikah berpotensi melakukan pelanggaran syariat.
“Peran pemerintah bersama tokoh tokoh agama dan masyarakat harus menolak kegiatan pelanggaran ini bila terjadi di sekitar kita, semoga Aceh tetap menjadi Serambi Mekkah, demikian Tgk Khairul Azhar (**)
Pewarta : Almanudar