Dosen STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh Gelar FGD terkait Model Pendidikan Islam untuk Muallaf

Daerah40 Dilihat

ACEH BARAT (Metrozone.net) – Dosen STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh dari Program Studi Pendidikan Agama Islam menggelar FGD (Focus Group Discussion) terkait Model Pendidikan Islam Berbasis Moderasi Beragama di Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Bali pada Kamis, 26 September 2024.

Kegiatan FGD dilakukan di Kampus Alue Peunyareung, STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. FGD tersebut mendiskusikan terkait model pendidikan Islam yang mapan bagi muallaf sehingga dapat membina muallaf menjadi muslim dan muslimah yang mandiri dan berakhlakul karimah.

FGD melibatkan sejumlah pemangku kepentingan di Kabupaten Aceh Barat dan daerah lainnya. Terdiri dari Tgk. H. Mahdi Kari, S.Pd.I., selaku Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Barat, Muhammad Isa, S.Pd selaku Kepala Dinas Syariat Islam Kab. Aceh Barat, H. Khairul Azhar, M.A mewakili Kantor Kementerian Agama Aceh Barat, Husnizal Amri, S.Ag mewakili Baitul Mal Kab. Aceh Barat, dr. Nurkhalis, Sp.JP selaku Ketua Forum Dakwah Perbatasan (FDP), Suandi, S.Ag.,M.A., dan Faisal, M.Pd selaku Pembina Forum Muallaf Aceh Barat, serta Ust. Mulkan Sinurat selaku Ketua Forum Muallaf Aceh Barat.

Tgk. H. Mahdi Kari, S.Pd.I sebagai Ketua MPU Aceh Barat mengapresiasi kegiatan penelitian dan FGD yang telah dilakukan. “MPU sangat mengapresiasi penelitian yang dilakukan”, ucap Tgk. H. Mahdi Kari, S.Pd.I.

Ketua Tim Peneliti, Dr. Suharman, S.Ag.,M.Si menyatakan bahwa FGD bertujuan untuk merumuskan model pendidikan yang efektif namun tetap fleksibel bagi para muallaf. “Para muallaf adalah kelompok rentan yang perlu diperhatikan secara seksama.

Kepedulian kita terhadap muallaf harus lebih dari sekedar bantuan materi, namun kita harus mampu menyiapkan model pendidikan yang tepat bagi mereka. Sehingga ilmu mereka dapat bertambah seiring dengan kemandirian dari sisi lainnya”, ucap Suharman.

“Harapannya, para pemangku kebijakan dan seluruh masyarakat muslim memiliki kesadaran yang sama dan bersinergi dalam upaya pembinaan muallaf. Karena pendidikan dan pembinaan muallaf adalah pekerjaan besar yang sulit dilakukan oleh unsur tunggal, melainkan harus kolaborasi dari berbagai unsur masyarakat dan pemangku kebijakan”, ucap Khairuddin Hasan, M.Pd selaku tim peneliti.

Suandi, S.Ag.,M.A menyatakan bahwa pendidikan dan pembinaan muallaf harus dilaksanakan secara bersama-sama. “Pemerintah, ulama, tokoh masyarakat dan para praktisi harus melibatkan diri dalam pembinaan muallaf. Sinergisitas yang sudah terbangun perlu untuk ditingkatkan”, ucap Suandi, S.Ag,M.A.
“Pihak Kantor Kementerian Agama Aceh Barat sangat mendukung FGD.

Harapannya, di Aceh Barat dapat terbentuk Forum Pembina Muallaf sehingga pola pembinaan dapat semakin maksimal”, ucap H. Khairul Azhar, M.A dari Kemenag Aceh Barat.

Ketua STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Dr. H. Syamsuar, M.Ag mengatakan, “Penelitian terkait model pendidikan Islam untuk muallaf merupakan bentuk tanggung jawab dosen dalam pengembangan keilmuan. Penelitian merupakan salah satu dari tiga tanggung jawab perguruan tinggi selain pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat.

Harapannya, hasil penelitian ini dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat”.
FGD hasil penelitian juga melibatkan praktisi pendidikan Najamul Wathan, M.Pd dan dosen dari STAI Darul Arafah Sumatera Utara, Dr.Tirta Yogi Aulia, M.Pd. Harapannya, pengembangan keilmuan bidang Pendidikan Agama Islam, khususnya model pendidikan Islam untuk muallaf dapat menjadi jawaban atas berbagai problem yang dihadapi muallaf di lapangan.

Pewarta : Almanudar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *