Di Duga Human Trafficking 7 Warga Tanjung Raja Ogan Ilir Terlantar Di Negara Kamboja,

Blog80 Dilihat

Ogan Ilir,Metrozone.net — Pemkab Ogan Ilir merespon kasus dugaan perdagangan manusia terhadap warga asal Kelurahan Tanjung Raja Utara, Kecamatan Tanjung Raja.

Tujuh orang tersebut dan satu orang asal Kayuagung, OKI, berangkat ke Kamboja pada awal Mei lalu.

Dilaporkan, sebagian dari tenaga kerja tersebut mengalami perlakuan buruk di Kamboja sehingga keluarga mengadu kepada Presiden Jokowi.

Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) Kabupaten Ogan Ilir telah berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Sumatera Selatan.

“Kami sudah berkoordinasi dengan BP3MI Provinsi Sumsel untuk mencari informasi detil. Besok akan kami tindaklanjuti,” kata Kepala Distransnaker Kabupaten Ogan Ilir, Edy Demang Jaya, Selasa (18/6/2024).

Menurut Edy, Distransnaker mengalami kendala dalam pendataan ketujuh warga tersebut karena berangkat melalui agensi atau penyalur ilegal

“Agensi banyak menggunakan para calo (untuk menjaring tenaga kerja secara ilegal),” ujar Edy.

Distransnaker Kabupaten Ogan Ilir juga belum menerima laporan dari keluarga para pekerja asal Tanjung Raja.

“Ini pun kami dapat info dari rekan media. Walaupun (penjaringan tenaga kerja) non prosedural, tetap kami tindaklanjuti,” ucap Edy.

Sementara, orang tua salah satu warga yang berangkat ke Kamboja mengaku putranya sejak satu bulan lalu bekerja di luar negeri.

Namun keluarga mengaku tak tahu pekerjaan dan perusahaan agen tenaga kerja yang memberangkatkan putra mereka.

“Saya sebenarnya tidak begitu paham dengan persoalan ini. Tapi yang jelas, anak saya tidak betah kerja di Kamboja,” ungkap Sayuti, orang tua salag satu pekerja.

Menurut Sayuti, pihaknya telah menerima bantuan dari orang yang mengaku memiliki akses ke Pemprov Sumatera Selatan.

Rencananya, keluarga Sayuti akan dibantu agar persoalan ini dapai disampaikan ke Kementerian Luar Negeri.

Sehingga delapan orang yang diduga korban perdagangan manusia itu dapat dilindungi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Kamboja.

“Sudah ada yang bersedia bantu keluarga kami. Tapi jujur saja saya tidak bisa bicara banyak untuk saat ini,” kata Sayuti.

jurnalis :

(Endang Rajo Alam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *