Banyuwangi, Metrozone.Net- Pesta pemilihan ” Raja “atau ” Ratu “telah usai dijalankan di bumi antero jagad raya versi negeri dongeng Pasukan Jembuk – Jembuk. Hasil pun sudah nampak siapa pemenang dari sayembara tersebut yaitu si Ratu yang khas dengan senyum sapa ramahnya.
Tak lepas dari perjalanan pemilihan tersebut adalah para pendekar yang mengklaim dirinya adalah ahli strategi dan ahli dalam perang, perang yang dimaksud adalah perang lidah. Dimana perang lidah tersebut sangat digemari oleh patih – patih sang Ratu.
Alih – alih menyelamatkan dan mengamankan nama dan kedudukan sang Ratu, padahal sih jabatan sang Ratu aman – aman saja, beberapa patih mauapun senopati mencoba melobi dan menghubungi para pendekar – pendekar yang dianggapnya membahayakan sang Ratu.
Tak luput dari kata andalan para patih yaitu ” selesaikan ” kepingan – kepingan emas dan bongkahan berlian pun ditawarkan pada para pendekar agar tidak menggangu sang Ratu. Tawar menawar yang alot pun terjadi antara punggawa kerajaan dan para pendekar. Punggawa ingin mendapatkan simpati dari sang Ratu, pendekar ingin mendapatkan kepingan emas dan bongkahan berlian yang lebih banyak lagi.
Lemahnya senopati dan beberapa punggawa di kerajaan negeri dongeng versi Pasukan Jembuk – Jembuk adalah mudah takut dengan bahasa ” Lapor ” . Selain itu juga sering mencari kambing hitam dan tunjuk hidup rekan sejawatnya siapa yang melakukan pengemplangan uang rakyat, namun tak disadari bahwa dirinya yang lebih parah melakukan hal tersebut.
Ibu Ratu harus tahu dan sadar, bahwa beberapa patih atau senopati sengaja mencari nama dengan meyakinkan bahwa sang Ratu akan aman dan baik – baik saja jika berada didekatnya, tentu dengan cara mengeluarkan kata ” Selesaikan ” tersebut. Namun sang Ratu harus benar – benar berhati – hati denga propaganda yang dimainkan oleh patih yang ada disekitarnya, lenggah sedikit ibu Ratu akan terbunuh dengan busur panah lawan.
Tulisan ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan kata maupun kisah, penulis minta maaf .
Veri Kurniawan S.St.,S.H ( Penulis Fiksi Juragan Angkot )