Nagan Raya, Aceh (Metrozone.net) – Eks Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Yusri Mahendra atau yang dikenal dengan panggilan Abu Laot Kcombet Ad meminta kepada Pemerintah Pusat agar pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Terpilih Mualem-Dek Fadh periode 2025-2030 agar mempedomani Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA) Nomor 11 tahun 2006 yang mengatur tentang pemerintahan Aceh, Indonesia
Kami atasnama warga Aceh berharap pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih tidak dilakukan serentak di Istana Negara bersama dengan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih daerah lainnya di Indonesia, sebab ini tidak sesuai dengan UUPA pada pasal 69 ayat (1) huruf c yang mengatur bahwa pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh dilakukan oleh Mendagri atasnama Presiden Republik Indonesia dihadapan Ketua Mahkamah Syariah Aceh dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Kata Abu Laot, Sabtu (4/1-2025)
Abu Laot yang juga ketua LSM Triga Nusantara Indonesia suara Trinusa DPD Aceh dan juga merangkap Ketua DPC Nagan Raya meminta kepada pemerintah pusat agar menghormati kekhususan Provinsi Aceh yang sudah jelas diatur dalam UUPA yang berbeda dengan daerah lain di Indonesia, kata Abu Laot
Masyarakat Aceh, kata Abu Laot, sangat menanti serta merindukan agar momen besar pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh harus di laksanakan di Aceh, apalagi Gubernur terpilih mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), ini merupakan sejarah baru bagi rakyat Aceh untuk menyaksikan secara langsung prosesi pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang telah terpilih, sebut Abu Laot
Pemerintah pusat harus menghormati kekhususan Aceh yang sampai saat ini masih bertahan, jadi kami berharap agar pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih harus mengacu pada UUPA, yang berbeda dengan provinsi lain di Indonesia yang Gubernur dan Wakil Gubernur nya dilantik serentak di Istana Negara pada bulan Maret 2025, ucap Abu Laot
“Harapan masyarakat Aceh sangat berharap agar pemerintah pusat menghormati kekhususan Aceh, apalagi momen pelantikan yang dilakukan dalam sidang paripurna DPRA dihadapan Mahkamah Syariyah Aceh sebagai wujud bahwa Aceh masih mempertahankan UUPA yang diperoleh dengan susah payah melalui perjuangan yang melelahkan,”Jadi Pemerintah Pusat harus menghormati tentang kekhususan Aceh yang sudah jelas sudah diatur dalam UUPA, harapnya
Namun demikian, kata Abu Laot, kita harus menerima agenda nasional tersebut jika memang pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih Mualem-Dek Fadh dilaksanakan secara serentak bersama Gubernur dan Wakil Gubernur provinsi lain di Indonesia dilakukan di Istana Negara pada bulan Maret 2025 mendatang karena proses pelantikan ini sudah direncanakan pemerintah pusat karena satu arah sambil mendengar langsung arahan presiden RI Prabowo terkait pembangunan kedepan baik Aceh khususnya maupun Indonesia umumnya, ujar Abu Laot
Abu Laot yang juga Den POM KPA Nagan Raya sangat berharap kepada eks Kombatan GAM, dan seluruh jajaran PA dan KPA di seluruh daerah di Aceh agar tidak mengibarkan bendera bulan bintang saat pelantikan tersebut, karena sampai saat ini belum ada keputusan dari pemerintah pusat terkait bendera tersebut.
“Jadi mari kita sambut momen pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih Mualem-Dek Fadh periode 2025-2030 dengan suasana penuh kedamaian dan jangan ada pihak atau oknum yang memperkeruh suasana damai Aceh yang sudah kondusif, Pungkas Abu Laot Kcombet Ad
Penulis: Almanudar