Dalam Rangka September Hitam, PMII Banyuwangi Gelar Aksi Teatrikal Jalanan dan Mimbar Bebas

Berita49 Dilihat

Banyuwangi,- Dalam rangka memperingati “September Hitam”, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banyuwangi menggelar aksi teatrikal jalanan dan mimbar bebas. Kamis, (19/09/24).

Aksi yang di koordinasi oleh Kampus UNTAG 45′ Banyuwangi ini bertujuan untuk mengenang peristiwa-peristiwa kelam yang terjadi di bulan September, seperti pelanggaran hak asasi manusia (HAM), dan juga untuk menyuarakan kepedulian terhadap isu-isu sosial dan politik di Indonesia.

Kegiatan ini biasanya diisi dengan penampilan teatrikal yang menggambarkan penderitaan korban pelanggaran HAM serta orasi dari anggota dan simpatisan yang ingin menyampaikan kritik dan aspirasi mereka terkait situasi saat ini. Melalui mimbar bebas, mereka juga membuka ruang diskusi untuk publik yang ingin berpartisipasi dan berbicara mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya terkait keadilan sosial dan HAM.

PMII sering terlibat dalam kegiatan semacam ini sebagai bentuk kepedulian terhadap persoalan bangsa dan sebagai upaya memperjuangkan keadilan serta memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan di tengah masyarakat.

Ketua Komisariat PMII Beckham Fatahillah mahasiswa dari Kampus Universitas 17 Agustus (Untag) 45′ Banyuwangi, menyampaikan “Aksi ini menuntut perlakuan Negara terhadap aktivis yang hingga hari ini belum ada sama sekali tanggung Jawab dari negara terkait terbunuh mereka (aktivitas HAM) seperti Salim Kancil, Munir, Widji Tukul dan Marjinah, serta tragedi-tragedi di Tanjung Priok.” Ujar Beckham dalam orasinya.

Lebi lanjut Beckham menyampaikan pernyataan tegas. Ia menekankan pentingnya mengingat tragedi-tragedi kelam yang pernah terjadi di Indonesia, khususnya pelanggaran hak asasi manusia yang tidak boleh dilupakan.

Beckham menegaskan bahwa generasi muda, terutama mahasiswa, memiliki tanggung jawab moral untuk terus mengawal penegakan keadilan dan menolak lupa terhadap kekerasan dan penindasan yang pernah terjadi.

“Kami, sebagai mahasiswa, adalah suara bagi mereka yang terbungkam. Kita tidak boleh lupa, keadilan harus terus diperjuangkan, dan mereka yang bersalah harus diadili. September Hitam bukan sekadar masa lalu, tetapi pengingat bagi kita untuk terus melawan ketidakadilan.”tegas Beckham.

Ia juga menyerukan agar pemerintah dan aparat penegak hukum lebih serius dalam menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM yang masih belum terselesaikan hingga saat ini. Menurutnya, aksi seperti ini adalah bentuk perlawanan damai untuk mengingatkan bahwa perjuangan demi kebenaran dan keadilan harus terus berlangsung.

Pewarta: Yudha AO

Editor: 5093N9

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *